LATAR BELAKANG

Letak Strategis Dunia Arab
Secara umum dunia Arab terletak di sebuah wilayah yang sangat strategis. Terbetang di dua benua yakni Asia dan Afrika. Wilayah Arab berada tepat di pusat jalur perdagangan dunia, yakni jalur Asia-Eropa-Afrika. Mesir adalah negara kunci untuk melewati seluruh jalur perdagangan, dikarenakan adanya terusan sues yang merupakan kanal yang memotong jalur dari laut mediterania ke laut merah. Dengan adanya terusan sues maka jalur perdagangan melalui laut dari Eropa ke Asia menjadi lebih singkat dikarenakan tidak lagi perlu berputar menyusuri Afrika bila ingin menuju kawasan Asia dan akan menghemat waktu berbulan-bulan.
Potensi SDM
Potensi dunia arab sangat besar dengan jumlah penduduk total 319.419.252 jiwa merupakan pasar yang cukup menjajikan. Apalagi beberapa negara di dunia Arab seperti: Kuwait, Arab Saudi, Baharain, Uni Emirat merupakan negara-negara petro dollar yang memiliki tingkat konsumsi yang tinggi. Potensi yang begitu besar ini cukup membuat “ngiler” negara-negara kapitalis untuk menguasai pasar di dunia Arab
Potensi SDA
Selain SDM, potensi SDA dunia Arab sangat besar. Semua orang pasti pahami bahwa dunia Arab adalah dunia kaya minyak. Kita bisa lihat dari tabel berikut, bahwa negara-negara minyak terbesar mayoritas adalah negara-negara Arab. Saat ini minyak masih merupakan energi utama yang dipakai oleh manusia seluruh dunia. Minyak sangat mudah dieksplorasi dan digunakan, selain itu munyak bumi murah pengadaanya dan besar tenaga yang dihasilkan. Semua Industri masih mengandalkan bahan bakar (energi) dari minyak bumi. Juga peralatan perang semua mengandalkan bahan bakar minyak bumi. Kita bisa bayangkan bila bila dunia tanpa minyak. Manusia sangat tergantung dengan minyak terutama negara-negara kapitalis. Untuk menghidupi industri mereka, mereka harus menguasai, mempertahankan dan merampas sumber-sumber minyak di dunia. Untuk itulah politik luar negeri mereka salah satunya adalah demi minyak. Dan semua itu tersedia sangat besar di kawasan Arab (khususnya timur-tengah).
Sejarah Pergantian Kekuasaan Di Arab
Masa Islam
Setelah penaklulan kota makah, sedikit-demi sedikit Jazirah Arab masuk dalam naungan Islam dan ketika Rasulullah saw meninggal, seluruh jazirah Arab telah dibebaskan dari kedzoliman dan berada dibawah kekuasaan Islam. Luas daulah Islam di Jazirah pada waktu meninggalnya Rasulullah adalah setara dengan luas empat kali Jerman bersatu (barat dan timur) ditambah Perancis. Misi penaklukan ini terus dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin. Dibawah pemerintahan Umar bin Khathab Palestina dan Mesir dapat dibebaskan. Pada masa Bani Umayah kekuasaan meluas ke barat hingga ke Maroko dan menyeberang sampai ke Eropa yakni Andalusia (Spanyol dan negeri-negri Balkan) ke timur hingga wilayah Asia Tengah, Asia Kecil, dan Nusantara. Semua wilayah Islam dikendalikan di negeri Arab (kecuali di masa daulah Utsmaniyah)
Penjajahan Inggris
Setelah runtuhnya daulah Islam di Turki karena konspirasi jahat Barat, negeri-negeri Islam jatuh ke tangan para penjajah. Dan dengan perjanjian sykes picot negeri-negeri Islam khususnya wilayah Arab dibagi-bagi seperti mereka membagi-bagi kue kedalam beberapa negara kecil. Di negeri-negeri tersebut dibentuklah pemerintahan boneka yang tunduk di bawah pengaruh Penjajah. Inggris sebagai pihak pemenang perang menguasai sebagian besar wilayah jajahan di negeri-negeri Islam. Setelah itu disusul Perancis, Portugis, Spanyol dan Belanda.
Pengaruh Amerika
Setelah perang dunia II Pengaruh Inggris mulai memudar dan digantikan oleh dominasi Amerika. Amerika sebagai pihak yang memimpin Sekutu memliki pengaruh yang cukup kuat dengan memanfaatkan situasi pasca perang dunia II. Seluruh pihak yang terlibat dalam perang dunia II kecuali Amerika mengalami kerusakan infra struktur yang cukup parah dan untuk memperbaiki infra sturuktur mereka, mereka membutuhkan dana. Amerika wilayahnya tidak dijadikan medan tempur kecuali Hawai, dengan demikian hanya Amerika saja yang tidak perlu membangun negerinya, sehingga Amerika memiliki dana lebih. Akhirnya Amerika “membantu” negara-negara sekutu untuk membangun kembali infrastrukturnya. Sejak saat itulah dollar mulai membanjiri dunia, dan dengan keuatan dolar Amerika dapat menguatkan pengaruhnya atas Inggris. Dan dengan kekuatan dollar itu pula Amerika memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan “bantuan” kepada negeri-negeri yang baru merdeka di seluruh dunia, tidak terkecuali di dunia Arab. Kelak “batuan-bantuan” ini akan dijadikan senjata yang ampuh oleh Amerika dalam perebutan pengaruh atas Inggris.
Konstalasi Politik Dunia dan Dunia Arab
Sesungguhnya konstalasi politik di negeri-negeri Arab tidaklah terlepas dari konstalasi politik dunia. Saat ini konstalasi politik dunia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dimana satu faktor dengan faktor lainnya saling bertaut hingga membetuk jalinan konspirasi tingkat tinggi, yang membutuhkan kejernihan berpikir dan ketrampilan berpikir politik yang tinggi.
Ideologi-idiologi dunia
Pasca perang dunia II peta kekuatan idiologi dunia berubah. Sebelum perang dunia II Idiologi-idiologi besar dunia terdiri dari Islam, Kapitalis, Sosialis dan Fasis. Tetapi dengan berakhirnya PD II maka Islam dan Fasis telah kehilangan kekuatannya. Bahkan dalam perkembangan berikutnya Fasisme telah mati dan punah. Sedangkan Islam walaupun telah kehilangan kekuatan fisiknya, tetapi sebagai Idiologi masih kuat berada diantara pengikutnya. Kekuatan tiga Idiologi inilah yang sampai hari ini masih kuat mempengaruhi peta politik dunia. Kita bisa partai-partai politik di seluruh dunia selalu berafiliasi ke pada tiga idiologi tersebut atau kombinasi dari ketiganya. Seperti partai Komunis, Partai Sekuler, Partai Islam dan Partai Kombinasi (misalnya partai Ba’ats partai sosialis sekuler).
Karakter dari sebuah idiologi adalah memunculkan perasaan superioitas atas idiologi yang lain sehingga masing-masing idiologi akan berusaha memperjuangkan standar-standar dan cara pandangnya tentang segala sesuatu untuk diikuti oleh orang lain. Karakter inilah yang akan memunculkan pertarungan politik di dunia. Sehingga selama manusia masih memiliki idiologi yang berbeda maka selama itu pulalah pertarungan politik pasti akan terjadi.
Pertarungan kepentingan dan kekuasaan
Faktor kedua selain pertarungan Idiologi adalah adanya Pertarungan Kepentingan antar para penjajah khususnya antara Amerika dan Inggris. Dua negera Sekutu itu sebenarnya saling bermusuhan walau dipermukaan mereka nampak bersatu. Amerika dengan idiologi Kapitalisnya ingin menguasai tambang-tambang minyak di dunia Aran dan Inggris sebagai mantan penguasa negeri-negeri Arab juga akan berusaha mempertahankan pengaruhnya di bekas jajahannya.
Walaupun partai-partai politik yang ada berpaham ideologi tertentu, tetapi dalam perebutan kekuasaan mereka tidak terlalu terikat dengan idiologinya. Mereka sebenarnya lebih terikat dengan kepentingan-kepentingan penyokong mereka dari luar negeri (seperti Amerika, Inggris dan Perancis). Hal ini terjadi sejak Khilafah runtuh tahun 1924 sampai dengan sekarang. Bahkan kondisi terakhir sebenarnya merupakan cerminan dari pertarungan politik antara Amerika dan Inggris di Timur Tengah dari pada pertarungan Idiologi.
Analisis Dibalik Revolusi Arab
Revolusi Arab modern yang terjadi saat ini, sebenarnya kita bisa klasifikasikan ke dalam 3 tahapan setidaknya sampai saat tulisan ini dibuat.
1. Revolusi tak terduga
2. Revolusi terbelokkan
3. Revolusi tertunggangi
Revolusi tak terduga
Diawali dengan peristiwa pembakaran diri Muhammad Bouazizi setelah barang dagangannya dirampas oleh polisi Tunisia secara semena-mena. Peristiwa pembakaran diri ini pun membakar amarah rakyat yang sebenarnya sudah lama menderita. Bagaikan api dalam sekam yang menunggu angin berhembus. Peristiwa pembakaran diri inipun menghembuskan api pemberontakan rakyat hingga membakar seluruh negeri Tunisia. Kerusuhan berhari-hari berakhir dengan tergulingnya Diktator Ben Ali yang sudah berkuasa selama 23 tahun. Revolusi ini benar-benar diluar dugaan oleh siapapun. Terjadi secara sepontan dan benar-benar mengaggetkan semua pihak. Terlebih-lebih lagi dakwah Hizbut Tahrir dapat memimpin pergerakan rakyat yang membuat banyak pihak merasa kecolongan. Inilah yang membuat ketakutan media barat.
Revolusi terbelokan

Untuk itu ditampilkanlah “tokoh-tokoh Pejuang” Reformasi seperti El Baredei, Ayman Nour dan Omar Suleiman. Sebenarnya telah terjadi pertarungan opini siapakah yang pantas memimpin Mesir setelah Mubarak antara Amerika dan Inggris. Berikut kita lihat sekilas profil ke tiga tokoh “Revolusi” Mesir. El Beredei, siapakah El Beredei? Dia adalah seorang sarjana hukum yang merintis karir di PBB dalam bidang pelucutan senjata nuklir. Ia tinggal puluhan tahun di Amerika. Ia adalah tokoh yang tidak terkenal di Mesir dan baru beberapa hari pulang ketika kerusuhan terjadi. Ia seorang pemenang nobel perdamaian. Dan semua orang tahu para pemenang Nobel adalah orang-orang yang tidak jauh dari lingkaran Yahudi. Ayman Nour adalah agen Eropa (Inggris). Eropa telah lama meminta pemerintah Mesir untuk membebaskan Ayman dari penahanan yang dilakukan pemerintah atas pemimpin partai opisis (Partai Wafd) itu. Penahanan Ayman dikarenakan ia menuntut amademen konstitusi Mesir. Eropa sangat berkepentingan dengan perubahan konstitusi Mesir, karena melalui celah amademen konstitusi itulah Eropa akan menanamkan pengaruhnya menggantikan Eropa. Omar Suleiman, Ia adalah orang yang diangkat oleh Mubarak menjadi wakil presiden dan sekarang dengan mulus telah menggantikan Mubarak sebagai Presiden. Siapakah Omar Suleiman? Sejak tahun 1993 Suleiman telah mengepalai dinas umum intelijen Mesir yang ditakuti. Dan dialah yang melakukan penangkapan para pelaku “teroris” dan memperlakukannya dengan tidak manusiawi dan brutal. Dari sini kita bisa menilai bahwa Omar adalah kepanjangan tangan dari Mubarak sebagai antek Amerika dan Israel. Walhasil Revolusi Mesir siapapun yang akan memimpin hasilnya sama saja karena Revolusi Mesir telah di Deradikalisasi menjadi hanya sekedar Reformasi pergantian pemimpin bukan Revolusi pergantian sistem. Jadi berharap pada “Revolusi Mesir” untuk kebangkitan umat sepertinya terlalu jauh.
Revolusi tertunggangi
Setelah sukses yang dialami oleh Tunisia dan Mesir dalam menumbangkan kekuasaan para tiran. Saat tulisan ini dibuat telah menyusul negeri-negeri Arab yang lain melakukan hal yang sama. Bahrain terjadi protes rakyat terhadap pemerintah dengan tuntutan perimbangan kekuasaan antara kaum suni dan syiah, dimana Sunii merupakan golongan yang minoritas yang memimpin rakyat yang mayoritas 70% adalah golongan syiah. Libiya terjadi protes rakyat terhadap rezim qadafi. Aljazair juga terjadi protes walaupun sudah dilakukan perbaikan-perbaikan ekonomi oleh pemerintah. Yaman dan bahkan Iranpun mulai bergolak terjadi protes pada rezim Ahmad Dinejad. Gelombang Revolusi yang ke tiga ini dapat kita sebut revolusi tertunggangi. Mengapa demikian? marilah kita amati dengan cermat apa yang terjadi di gelobang ke tiga ini. Revolusi di glombang ketiga terjadi di di negeri-negeri yang selama ini dikenal tidak “taat” dengan Amerika. Libiya, Iran dikuasai oleh rezim yang merupakan “musuh” Amerika, sedangkan Aljazair dikuasai oleh rezim yang tunduk terhadap Eropa (Perancis). Dari sini kita bisa melihat benang merah ada upaya-upaya penunggangan issue revolusi Arab untuk menghapus hegemoni Eropa (Inggris dan Perancis) atas dunia Arab bagi kepentingan Amerika dan bukan untuk kepentingan umat.
Adakah peluang berdirinya Khilafah?
Setelah kita melihat lajunya revolusi dari hari ke hari apakah masih tersisa peluang berdirinya daulah Khilafah ditengah-tengah revolusi? Peluang untuk itu masih terbuka, tetapi dengan catatan di sana-sini. Mengapa kita mendapatkan jawaban masih terbuka peluang berdirinya Khilafah? Apa indikatornya? Apakah dengan banyaknya orang yang dapat kita kerahkan dalam demo-demo menunjukan bahwa peluang itu terbuka?
Banyaknya orang yang bergerak menuntut perubahan yang dikenal dengan (People Power) bukanlah indikator terbukanya peluang untuk berdirinya Khilafah. Bukan itu. Karena banyaknya orang yang bergerak bukan satu-satunya indikator, itu saja tidak cukup. Syaikh Taqiyuddin An Nabhani telah menjelaskan dalam kitab “Mafahim Hizb” bahwa masyarakat itu tidak hanya terdiri dari kumpulan individu saja, tetapi juga pemikiran, perasaan dan sistem. Transformasi masyarakat yang kita harapkan terjadi itu apabila terjadi perubahan pada pemikiran, perasaan dan sistemnya. Bagaimana kita bisa mengukur terjadi perubahan dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam? Cara mengukur yang paling mudah adalah dengan melihat jargon-jargon yang ada, atau tuntutan-tuntutan yang ada. Bila tuntuta itu hanya sebatas turunya rezim maka belum terjadi apapun pada masyarakat itu kecuali hanya kerusuhan-kerusahan saja. Akan tetapi bila tuntutan itu sudah mencapai level pemikiran untuk terjadi pergantian sistem maka transformasi masyarakat telah terjadi.
Dari kejadian-kejadian pergolakan yang terjadi secara beruntun, hanya pergolakan di Tunisia yang telah menunjukan tuntutan untuk perubahan sistem. Sedangkan pergolakan di Mesir dan negeri-negeri lainnya tidak sampai pada level tersebut. Akan tetapi walau di Tunisia telah terjadi pergolakan dengan tuntutan perubahan sistem, masih harus diberikan catatan. Bahwa agar peralihan kekuasaan itu terjadi dengan mulus aktivitas Tholabun Nusroh harus dilakukan terhadap para ahlul quwah terutama pihak militer. Ibarat seseorang yang ingin berpindah dari ruangan lama masuk ke ruangan baru. People Power ibarat hanyalah sebuah dorongan terhadap pintu agar terbuka, sedangkan Nusroh dari ahlul quwah ibarat kunci pembuka pintunya. Dorongan perlu tapi tanpa tholabun nusroh pintu itu sulit terbuka. Demikian juga dengan di Mesir walau isu-isu yang diangkat belum sapmai pada taraf perubahan sistem. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bila ahlun nusroh mengubah pemikiran untuk mengubah sistem, maka perubahan itu bisa saja terjadi. Ibarat tanpa dorongan yang kuatpun pintu akan mudah dibuka bila kunci sudah kepegang tangan.
Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Tholabun nusroh beliau lakukan setelah opini tentang Islam telah tersebar meluas di Madinah dengan di utusnya sahabat Mus’ab bin Umair. Bai’atul aqobah ke dua adalah puncak dari aktivitas tholabun nusroh. Dari sinilah Hizbut Tahrir memahami thoriqoh dakwah bukanlah dengan people power saja tetapi harus juga melakukan aktivitas tholabun nusroh.
Kesimpulan
Dari hasil analisa diatas dengan mempelajari sejarah dan latar belakang sampailah kita pada beberapa kesimpulan yakni
1. Mentransformasikan masyarakat tidaklah cukup dengan sekedar mengumpulkan mereka dalam jumlah yang besar dan melakukan demo-demo untuk menyerukan tuntutan sebab masyarakat tidaklah hanya terdiri dari kumpulan individu, akan tetapi kumpulan individu beserta pemikiran, perasaan dan sistem. sehingga untuk mentransformasikan masyarakat dengan sempurna perlu dilakukan perubahan pemikiran, perasaan dan sistem secara sempurna.
2. Keberhasilan mentransformasi masyarkat dapat diindikasikan dengan melihat isu-isu yang dimunculkan dalam tuntutan masyarakat. Apakah isu-isu itu meminta perubahan sistem atau tidak. Bila tuntutan sampai pada perubahan sistem berarti transformasi telah mendekati keberhasilan
3. Setelah masyarakat sudah memiliki kesadaran politik yang tinggi, tidaklah cukup untuk mengubah sistem kecuali dengan cara memegang kunci-kunci kekuasaan yang disebut ahlul quwah. Aktivitas memegang kunci-kunci kekuasaan (Tholabun Nusroh) ini merupakan aktivitas yang tidak boleh ditinggalkan bahkan merupakan aktivitas yang sangat penting yang dicontohkan oleh Rasulullah saw
4. Mempelajari peristiwa yang terjadi di dunia Arab akhir-akhir ini, semakin membuat kita yakin akan methode yang ditempuh oleh Hizbut Tahrir dalam mentransformasi masyarakat dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam, dan bahwa People Power tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa adanya aktivitas tholabun nusroh.
Untuk itu Marilah kita berharap pertolongan Allah dengan melakukan setiap tahapan dakwah secara sungguh-sungguh. Sebab tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan pertolongan dari Allah perubahan itu tidak pernah terjadi. Semoga Allah menguatkan hati dan pikiran kita untuk tetap istiqomah di jalan dakwah dan semoga Allah mendatangkan pertolonganNya melalui upaya tangan-tangan kita Amin.
17 Pebruari 2011
No comments:
Post a Comment