Wednesday, 23 March 2011

Analisis Politik: Motivasi Dibalik Agresi Sekutu Terhadap Libiya

Serangan Sekutu atas Libiya konon adalah untuk melaksanakan resolusi PBB dalam menjaga zona larangan terbang. Tetapi saat ini serangan itu telah berjalan diluar batas yang direkomendasikan PBB. Walhasil seluruh dunia mengutuk agresi ini. akan tetapi AS dan sekutu tak lagi memperhatikan kutukan ini. Dengan dalih membela hak-hak sipil serangan ini terus dilancarkan. Benarkah Sekutu begitu berbaik hati untuk menolong rakyat Libiya? Hal ini menarik untuk kita jelaskan kepada umat. sebab kita semua tahu dalam benak para kapitalis berlaku kaidah “No Free Lunch” alias tidak ada makan siang gratis. Sehingga bagi orang-orang yang mengerti karakter dasar para kapitalis ini, maka dalil menolong rakyat sipil dari amukan Kadafi adalah bagaikan tipuan di siang bolong. Setelah mengikuti beberapa berita yang ada di situs-situs internet, nampaknya opini yang sedang berkembang saat ini adalah Amerika berperang demi minyak bukan untuk oposisi. Benarkah demikian satu sisi hal ini benar, tetapi di sisi yang lain sebenarnya hal itu tidak benar seratus persen. Sebagai sebuah negara yang kaya minyak tentu potensi Libiya sangat menggiurkan bagi negara-negara Kapitalis. Sehingga apabila ada negara kapitalis yang mengabaikan potensi ini pasti akan sangat rugi.
Sebenarnya ada cerita lain dibalik serangan sekutu kepada Libiya selain kepetingan akan minyak. Dalam artikel yang saya tulis beberapa minggu yang lalu “Revolusi Arab dan Peluang Berdirinya Khilafah” telah saya jelaskan beberapa gelombang “revolusi” yang terjadi di dunia Arab. Yang pertama: revolusi tak terduga, yang terjadi di Tuniasia, kedua: revolusi terbelokan, yang terjadi di Mesir. ketiga: revolusi terekayasa, yang terjadi dibeberapa negeri Arab. Pada saat ini telah terjadi revolusi gelombang keempat, yakni revolusi yang tak terkendali. Revolusi gelombang keempat ini awalnya adalah revolusi yang terekayasa tetapi dalam perjalanannya revolusi ini berjalan tak terkendali. Penyebab tak terkendalinya revolusi ini disebabkan salah perhitungan dari Amerika, dimana AS tidak memperhatikan bagaimana kondisi gerakan-gerakan Islam yang ada di negeri-negeri tersebut. AS mengira gerakan-gerakan Islam masih tidak terlalu kuat. Akan tetapi perkiraan itu meleset. Saat ini gerakan-gerakan Islam dalam kondisi yang cukup matang untuk mengendalikan umat. Walhasil kepemimpinan revolusi ini telah diambil alih oleh gerakan-gerakan ini yang menyebabkan opini yang berkembang ditengah-tengah demonstrasi adalah opini kerinduan umat kepada Islam. Kondisi seperti ini bisa kita saksikan di dalam demonstrasi-demonstrasi yang terjadi. Tuntutan-tuntutan demonstrasi adalah tuntutan untuk kembali kepada Islam. Bukan sekedar menjatuhkan rezim saja. Begitu kuatnya opini kembali kepada Islam di dunia Arab, menyebabkan AS semakin khawatir. Di Libiya gerakan kembali pada Islam ini telah di mempengaruhi kekuatan oposisi yang kini telah bersentuhan dengan dukungan militer. Bila kekuatan opini ini telah mersatu dengan militer, maka pintu nasrullah tinggal selangkah lagi. Hal inilah yang menjadi motivasi terkuat AS untuk menyerang Kadafi lebih dulu. Dengan menyerang Kadafi secara militer AS berharab dapat meraih beberapa tujuan sekaligus. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah: pertama AS berusaha mendapat simpati hati rakyat, dengan menaklukan Kadafi, AS berharap rakyat akan menganggap AS sebagai penolong rakyat Libiya. Kedua dengan menaklukan Kadafi AS akan berperan mengatur pemerintahan transisi sehingga menutup pintu gerakan-gerakan Islam untuk mengambil alih kepemimpinan. Ketiga AS juga dapat mengatur pembagian “harta rampasan perang” yang berupa minyak sesuai dengan kepentingannya bersama dengan negara-negara sekutu lainya. Keempat serangan kali ini juga dimaksudkan AS untuk mengambil alih hegemoni Eropa dalam hal ini adalah Italia atas Libiya, sekedar diketahui sebenarnya dalam tubuh sekutu sendiri juga terdapat persaingan antara AS dan Eropa.
Inilah alasan-alasan mengapa AS menyerang Libiya. Jadi kalau kita menganggap serangan ini hanya semata-mata karena minyak, maka anggapan ini adalah salah. Motivasi idiologi adalah motivasi utama atas penyerangan ini. Dimana potensi kemunculan kekuatan Islam sudah ada di depan mata. Maka agar jangan sampai membesar, AS segera mengambil langkah cepat untuk membunuhnya lebih awal. Sungguh hal ini justru akan membangkitkan semangat tempur kaum muslimin. Selain itu solidaritas kaum muslimin akan semakin mengental, sebab hal ini adalah merupakan karakter dasar kaum muslimin. Ingat Islam adalah agama perjuangan, sudah sejak dilahirkan Islam adalah agama perjuangan. Sejarah telah membuktikan bahwa kaum muslimin adalah kaum yang tak pernah dapat ditundukan dengan pertempuran fisik. Jadi mengalahkan kaum muslimin dengan pertempuran fisik hanya akan menambah-nambah kelemahan AS saja. Saat ini AS tengah menderita masalah keuangan yang akut akibat peperangan dengan Irak, dan Afghanistan. dengan menambah jumlah medan tempur berarti telah menambah masalah AS sendiri. AS lupa bahwa perang itu tidak hanya kemenangan saja yang harus dipikirkan, tetapi resiko kekalahan juga harus dipikirkan. Dengan berbekal percaya diri yang kelewatan karena merasa persenjataannya paling modern dan sekutunya banyak AS kini telah menggali kuburannya sendiri. terakhir Ingatlah Allah berfirman:
وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
"Mereka membuat Makar dan Allah pun membuat Makar. Dan Allah itu Maha Pembuat Makar". (QS. Ali Imron : 54).

Wallahu a'lam bish showab

No comments:

Post a Comment